Selasa, 08 Januari 2013
Kamis, 08 Maret 2012
Rabu, 07 Maret 2012
HAMA UTAMA TANAMAN CABAI
Posted by Ruddy Mon on 03.47
HAMA DAN PENYAKIT UTAMA PADA TANAMAN CABAI SERTA PENGENDALIANNYA
Submitted by sriromaito.bptpsumut on Wed, 11/05/2011 - 23:57 CabaiUnggulanHama & Penyakit
HAMA UTAMA TANAMAN CABA
Thrips
Hama thrips (Thrips Sp.) sudah tidak asing lagi bagi para petani cabai. Hama thrips tergolong sebagai pemangsa segala jenis tanaman, jadi serangan bukan hanya pada tanaman cabai saja. Panjang tubuh sekitar + 1 mm, serangga ini tergolong sangat kecil namun masih bisa dilihat dengan mata telanjang. Thrips biasanya menyerang bagian daun muda dan bunga . Gejala serangan hama ini adalah adanya strip-strip pada daun dan berwarna keperakan. Noda keperakan itu tidak lain akibat adanya luka dari cara makan hama thrips. Kemudian noda tersebut akan berubah warna menjadi coklat muda. Yang paling membahayakan dari thrips adalah selain sebagai hama perusak juga sebagai carrier atau pembawa bibit penyakit (berupa virus) pada tanaman cabai. Untuk itu, bila mengendalikan hama thrips, tidak hanya memberantas dari serangan hama namun juga bisa mencegah penyebaran penyakit akibat virus yang dibawanya.
Pengendalian secara kultur teknis maupun kimiawi. Kultur teknis dengan pergiliran tanaman atau tidak menanam cabai secara bertahap sepanjang musim. Selain itu dapat menggunakan perangkap kuning yang dilapisi lem. Pengendalian kimia bisa dilakukan dengan penyemprotan insektisida Winder 25 WP konsentrasi 0,25 - 0,5 gr /liter atau insektisida cair Winder 100EC konsenstrasi 0.5 - 1 cc/L.
Tungau (Mite)
Hama mite selain menyerang jeruk dan apel juga menyerang tanaman cabai. Tungau bersifat parasit yang merusak daun, batang maupun buah sehingga dapat mengakibatkan perubahan warna dan bentuk. Pada tanaman cabai. Tungau menghisap cairan daun sehingga warna daun terutama pada bagian bawah menjadi berwarna kuning kemerahan, daun akan menggulung ke bawah dan akibatnya pucuk mengering yang akhirnya menyebabkan daun rontok. Tungau berukuran sangat kecil dengan panjang badan sekitar 0,5 mm, berkulit lunak dengan kerangka chitin. Seperti halnya thrips, hama ini juga berpotensi sebagai pembawa virus.
Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan Penyemprotan menggunakan Akarisida Samite 135 EC. Konsentrasi yang dianjurkan 0,25 -0,5 ml/L.
Kutu (Myzuspersicae)
Aphids merupakan hama yang dapat merusak tanaman cabai. Serangannya hampir sama dengan tungau namun akibat cairan dari daun yang dihisapnya menyebabkan daun melengkung ke atas, keriting dan belang-belang hingga akhirnya dapat menyebabkan kerontokan. Tidak sepeti mite, kutu ini memiliki kemampuan berkembang biak dengan cepat karena selain dapat memperbanyak dengan perkawinan biasa, hama ini juga mampu bertelur tanpa pembuahan.
Pengendalian hama aphids secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprot insektisida Winder 100EC konsentrasi 0,5 - 1,00 cc/L.
Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)
Kehadiran lalat buah ini, dapat menjadi hama perusak tanaman cabai. Buah cabai yang menunggu panen bisa menjadi santapannya dalam sekejap dengan cara menusukkan ovipositornya pada buah serta meletakkan telur, menetas menjadi larva yang kemudian merusak buah cabai dari dalam.
Pengendalian kultur teknis dapat dilakukan dengan membuat perangkap dari botol bekas air mineral yang di dalamnya diberi umpan berupa Atraktan Lalat Buah (ATLABU) keluaran Balai Penelitian Obat dan Aromatik. Selain itu dapat juga digunakan perangkap kuning seperti yang dilakukan pada hama thrips. Karena umumnya serangga-serangga tersebut sangat menyukai warna-warna mencolok.
Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Ulat ini saat memasuki stadia larva, termasuk hewan yang sangat rakus. Hanya dalam waktu yang tidak lama, daun-daun cabai bisa rusak. Ulat setelah dewasa berubah menjadi sejenis ngengat akan memakan daun-daunan pada masa larva untuk menunjang perkembangan metamorfosisnya.
Pengendalian dapat dilakukan terhadap ngengat dewasa yang hendak meletakkan telurnya pada tanaman inang dengan menyemprotkan insektisida, atau dengan insektisida biologis Turex WP konsentrasi 1 - 2 gr/Lt.
PENYAKIT UTAMA TANAMAN CABAI
Antracnose
Penyakit Antracnose dikenal juga dengan istilah “pathek” adalah penyakit yang hingga saat ini masih menjadi momok bagi petani cabai. Buah yang menunggu panen dalam beberapa waktu berubah menjadi busuk oleh penyakit ini. Gejala awal dari serangan penyakit ini adalah bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair, buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk. Ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim hujan. Penyebab penyakit ini adalah jamur carnifora capsici.
Pengendalian membersikan tanaman yang terserang agar tidak menyebar, saat pemilihan benih harus kita lakukan secara selektif, menanam benih cabai yang memiliki ketahanan terhadap penyakit pathek. Secara kimia, disemprot dengan fungisida sistemik berbahan aktif triadianefon dicampur dengan fungisida kontak berbahan aktif tembaga hidroksida seperti Kocide 54WDG, atau yang berbahan aktif Mankozeb seperti Victory 80WP.
Layu Bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum. Gejalanya tanaman yang sehat tiba-tiba saja layu yang dalam waktu tidak sampai 3 hari tanaman mati. Bakteri ini ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa tanaman, pengairan,nematoda atau alat-alat pertanian.
Pengendalian membuang tanaman yang terserang, tetap menjaga bedengan tanaman selalu dalam kondisi kering, rotasi tanaman. Secara kimiawi, semprot dengan larutan Kocide 77WP konsentrasi 5 - 10 gr/liter pada lubang tanam sebanyak 200 ml/tanaman interval 10 - 14 hari dan dimulai saat tanaman mulai berbunga.
Virus Kuning (gemini virus)
Vektor virus kuning adalah whitefly atau kutu kebul (Bemisia tabaci). Telur diletakkan di bawah daun, fase telur hanya 7 hari. Nimpa bertungkai yang berfungsi untuk merangkak lama hidup 2-6 hari. Pupa berbentuk oval, agak pipih berwarna hijau keputih-putihan sampai kekuning-kuningan pupa terdapat dibawah permukaan daun, lama hidup 6 hari. Serangga dewasa berukuran kecil, berwarna putih dan mudah diamati karena dibawah permukaan daun yang bertepung, lama hidup 20-38 hari. Tanaman yang terserang penyakit virus kuning menimbulkan gejala daun mengeriting dan ukuran lebih kecil.
Pengendalian dilakukan dengan menanam varietas yang agak tahan (contoh cabai keriting Bukittinggi), menggunakan bibit yang sehat, melakukan rotasi /pergiliran tanaman, pemanfaatan tanaman border seperti tagetes atau jagung, pemasangan perangkap kuning sekaligus mengendalikan kutu kebul, serta eradikasi tanaman sakit yaitu tanaman yang menunjukkan gejala dicabut dan dibakar.
Selasa, 06 Maret 2012
konsultasi
Posted by Ruddy Mon on 20.58
•cara mengatasi penyakit pathek pada cabe
•Mulsa dan pertumbuhan optimal
•hama cabai
•hamacabe
•penyakit busuk buah cabe
•kenapa cabe saya keriting
•cara budidaya cabe merah
•Penyakit Keriting Pada Cabay
•penyakit kuning pada tanaman cabe
•penyakit cabe
•penyakit cabe
•afrizal
•penyakit cabe
•penyakit cabay keriting
•penyakit tanaman cabe
•Hama dan penyakit
•hama cabai
•budidaya tanaman cabai
•Bagaimana cara pembudidayaan tanaman cabai yang baik
•cara pembudidayaan tanaman cabai yang baik
http://tohariyusuf.wordpress.com
.
•Mulsa dan pertumbuhan optimal
•hama cabai
•hamacabe
•penyakit busuk buah cabe
•kenapa cabe saya keriting
•cara budidaya cabe merah
•Penyakit Keriting Pada Cabay
•penyakit kuning pada tanaman cabe
•penyakit cabe
•penyakit cabe
•afrizal
•penyakit cabe
•penyakit cabay keriting
•penyakit tanaman cabe
•Hama dan penyakit
•hama cabai
•budidaya tanaman cabai
•Bagaimana cara pembudidayaan tanaman cabai yang baik
•cara pembudidayaan tanaman cabai yang baik
http://tohariyusuf.wordpress.com
.
Sabtu, 03 Maret 2012
macam macam bahan organik
Posted by Ruddy Mon on 04.16
Macam-macam bahan organik
Bahan
organik yang ditambahkan ke dalam tanah, biasanya berupa pupuk. Pupuk
merupakan bahan alami yang ditambahkan pada tanah supaya kesuburan tanah
dapat meningkat. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari alam
yaitu dari sisa-sisa organisme hidup baik sisa tanaman maupun sisa hewan
yang mengandung unsur-unsur hara baik makro maupun mikro yang yang
dibutuhkan oleh tumbuhan supaya dapat tumbuh dengan subur. Pupuk organik
terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, diombak oleh
bakteri-bakteri tanah menjadi unsur-usur yang dapat digunakan oleh
tanaman, tanpa mencemari tanah dan air.
Pupuk
organik dapat berupa pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair biasanya
berupa saringan dari pupuk padat. Pupuk cair ini dimaksudkan agar
penggunannya lebih mudah, tidak mengandung kotoran, dan sekaligus
menjaga kelembaban tanah. Pupuk padat dapat berupa pupuk hijau, pupuk
serasah, kompos, maupun pupuk kandang. Kesemuanya akan berpengaruh
positif terhadap tanah jika pemberiannya ke tanah setelah pupuk.
PUPUK PADAT/KERING
Pupuk Hijau
Pupuk
hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke
dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia
Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput
gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak,
daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu
mengikat nitrogen dari udara. Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara
lain
Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu :
Pupuk Seresah
Pupuk
seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang
sudah tidak terpakai. Misalnya jerami kering, bonggol jerami, rumput
tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering disebut
pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu
ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan
pupuk ini diantaranya :
Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu :
Pupuk Seresah
Pupuk
seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang
sudah tidak terpakai. Misalnya jerami kering, bonggol jerami, rumput
tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering disebut
pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu
ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan
pupuk ini diantaranya :
Pupuk Kompos
Pupuk
kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan,
seperti jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran
hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebgai pupuk
kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifikasi mengenai kompos.
Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui yang
tidak tercmpur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat
menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta megurangi
polusi dan pencemaran di perkotaan.
Pupuk Kandang
Para
petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk
karena murah, mudah pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap
tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan manifestasi penggabungan
pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi
konsep pertanian organik. Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu :
PUPUK CAIR
Pupuk
oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk
anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman
karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang
terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.
Bahan baku
pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman.
Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman
sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.
Penggunaan pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga. Keuntungan pupuk cair antara lain :
Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk cair misalnya daun johar, gamal, dan lamtorogun
MULSA (PENUTUP TANAH)
Mulsa
atau penutup tanah sangat penting dan berpengaruh positif terhadap
tanah maupun tanaman. Dalam peranannya untuk peningkatan kesuburan
tanah, mulsa yang paling baik adalah mulsa yang berasal dari limbah
pertanian seperti jerami padi, seresah dan ilalang, tidak dari plastik.
Selain fungsinya untuk menjaga kelembaban tanah, setelah mulsa membusuk
akan berguna sebagai pupuk organik yang memperbaiki struktur dan tekstur
tanah.
Tanah yang tidak menggunakan mulsa akan mudah terkena erosi bila erkena air hujan maupun pecah-pecah apabila terlalu banyak penguapan. Seperti diketahui bahwa erosi akan memperburuk kesuburan tanah dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta tanaman menjadi mudah roboh. Sedangkan kondisi tanah yang pecah-pecah akan berpengaruh buruk pada perakaran tanaman berupa putusnya akar.
Dengan
adanya mulsa, air hujan yang jatuh akan meresap ke bawah sehingga tidak
terjadi aliran permukaan. Selanjutnya dengan penguapan yang sedikit,
air tanah tetap tersedia bagi tanaman. Karena mulsa berguna untuk
mengurangi penguapan, mencegah erosi, menjaga kelembaban tanah, dan
sebagai sumber penambah hara setelah menjadi pupuk hijau, lahan
pertanaman yang menggunakan mulsa akan menjadi lebih baik dibanding
sebelumnya.
Beberapa jenis pupuk yang termasuk kedalam pupuk organik adalah :
Pupuk kandang
Pupuk
kandang merupakan kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang
tercampur dengan sisa-sisa makanan ataupun alas kandang. Pupuk kandang
berfungsi menambah unsur unsur hara baik makro maupun mikro kedalam
tanah. selain itu pupuk kandang dapat mempertinggi humus, memperbaiki
struktur tanah dan mendorong kehidupan jasad renik tanah. Pupuk kandang
terdiri dari dua komponen asli, yaitu padat dan cair dengan perbandingan
rata-rata 3 : 1.
Tabel. Persentase Kadar Hara dalam Bagian Padat dan Cair dari Pupuk Kadang
Bagian pupuk N total (%) P total (%) K total (%)
Kotoran padat 55 100 65
Kotoran cair 45 sedikit 35
Total 100 100 100
Walaupun
demikian kadar rata-rata unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang
sangatlah bervariasi. Variasi ini disebabkan oleh macam atau jenis
hewan, umur dan keadaan individu hewan, jenis makanan, bahan amparan dan
cara pengelolaan dan penyimpanan pupuk kandang sebelum dipakai.
Pupuk hijau
Pupuk
hijau adalah tanaman atau bagian-bagian tanaman yang masih muda yang
dibenamkan kedalam tanah dengan tujuan untuk menambah bahan organik dan
unsur hara terutama nitrogen kedalam tanah.
Dari
segi biokimia keuntungan dari pemakaian pupuk hijau dapat dikatakan
bahwa dengan pemakaian pupuk hijau berarti menambah persediaan bahan
organik tanah. Disamping itu, tanaman calon pupuk hijau yang tumbuh
mempunyai pengaruh terhadap pengawetan hara tanah karena mengabsorpsi
hara, selain itu tanaman pupuk hijau berfungsi sebagai tanaman penutup
tanah (cover crop) contohnya Centrosema sp dan Peuraria javanica.
Sifat biologi tanah
Kompos
banyak mengandung mikroorganisme (fungi, aktinomicetes, bakteri dan
algae) yang berfungsi untuk proses dekomposisi lanjut terhadap bahan
organik tanah. Dengan ditambahkannya kompos didalam tanah, tidak hanya
jutaan mikroorganisme yang ditambahkan kedalam tanah, akan tetapi
mikroorganisme yang ada didalam tanah juga terpacu untuk berkembang
biak. Selain itu aktifitas mikroorganisme didalam tanah juga
menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auksin, giberellin dan
sitokinin yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan akar-akar
rambut sehingga daerah pencarian unsur-unsur hara semakin luas.
Pupuk guano
Guano
merupakan deposit atau sedimen yang terdiri dari kotoran binatang,
terutama kotoran burung laut dan kelelawar yang telah mengalami pengaruh
alam dalam waktu relatif lama dan telah mengalami perubahan-perubahan.
Unsur hara yang terdapat didalamnya adalah N dan P dan ada juga guano
yang mengandung unsur kalium (K).
Asam humus (Humic Acid)
Asam
humus merupakan senyawa kompleks bersifat koloid yang berasal dari
bahan-bahan organik yang tahan terhadap dekomposisi dan sel-sel
mikroorganisme yang sudah terurai, terbentuk pada akhir dekomposisi
lanjut, berwarna coklat atau coklat kelam.
Asam
humus mempunyai kemampuan mengabsorpsi air mencapai 80-90%, sedangkan
lempung silikat hanya 15-20%, selain itu dapat juga meningkatkan
granulasi tanah dengan baik dan didalamnya terdapat unsur hara baik
makro maupun mikro serta trace mineral lainnya yang dibutuhkan untuk
perkembangan tumbuhan. Selain itu asam humus juga mempunyai kemampuan
untuk mengikat vitamin dan zat-zat pengatur tumbuh yang dihasilkan oleh
mikroorganisme tanah sehingga sangat bermanfaat untuk tumbuhan tingkat
tinggi, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), perbaikan struktur
tanah, memacu perkembangan berbagai kelompok mikroba yang menguntungkan
dan lain-lain.
Bila
reaksi dari penambahan bahan organik berjalan sempurna, akan didapatkan
senyawa-senyawa sederhana seperti air, udara, dan sebagainya. Bila
bahan organik segar dimasukkan ke dalam tanah, senyawa- senyawa yang
terkandung dalam bahan organik tersebut dilapuk secara simultan namun
dengan laju yang berrbeda-beda. Tiga reaksi umum yang terjadi bila
jaringan organik dimasukan ke dalam tanah :
· Limbah organik mengalami oksidasi enzimatik dengan CO2, air dan panas sebagai hasil utama
· Unsur-unsur
fungsional, Nitrogen, Fosfor, dan belerang dibebaaskan dan atau
digunakan oleh serangkaian reaksi spesifik yang khas bagi tiap unsure
· Senyawa
yang tahan terhadap serangan jasad mikro akan dibentuk baik dari
senyawa yang berasal dari bahan organik semula atau hasil bentukan jasad
mikro.
Peningkatan
porositas tanah ditentukan oleh ukuran dan padatan tanah yang dapat
meningkatkan aerasi, kandungan air, dan menentukan perbandingan tata
udara dan tata air yang baik. Pori-pori akan membentuk jaringan dalam
tanah dalam bentuk tiga dimensi. Udara dalam ruang pori
tanah umumnya didominasi oleh gas-gas O2, N2, dan CO2. Hal ini penting
bagi pernafasan mikroorganisme tanah dan akar tanaman, dan mempengaruhi
jumlah mikroba aerobik dan anaerobik tanah.
Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman seperti akar, batang, daun yang gugur, yang dikembalikan ke tanah.
Bahan
organik sangat besar peranannya dalam menyediakan media pertumbuhan dan
perkembangan perakaran. Diantara peranan bahan organik meliputi:
· Menjaga
kelembaban bahan organik terutama yang telah menjadi humus dengan rasio
C/N 20 dan kadar C 57% dapat menyerap air 2-4 kali lipat bobotnya.
Karena kandungan air tersebut maka humus dapat menjadi penyangga bagi
ketersediaan air. Tanah yang mengandung banyak bahan organik dapa
menyimpan lebih banyak air sehingga kelembaban tanah akan terjaga
· Menstabilkan
temperatur bahan organik dapat menyerap panas yang tinggi namun dapat
menjadi isolator panas juga karena mempunyai daya hantar panas yang
rendah.
· Memperbaiki
struktur tanah sifat humus dari bahan organik adalah gembur. Bobot yang
rendah, kelembaban tanah yang tinggi serta temperatur tanah yang stabil
meningkatkan kegiatan jasad mikro tanah, sehingga percampurannya dengan
bagian mineral memberikan struktur tanah yang gembur, remah dan mudah
dioleh. Struktur tanah yang demikian merupakan kondisi fisik tanah yang
baik untuk media pertumbuhan tanaman. Tanah yang bertekstur liat, pasir,
atau gumpal akan memberikan sifat fisik yang lebih baik bila tercampur
dengan bahan organik.
· Meningkatkan efisiensi pemupukan pemupukan dengan pupuk organik akan memberikan tambahan jumlah hara dalam tanah dengan cepat.
· Mengurangi erosi.
Pengaruh Bahan Organik Terhadap Produksi Tanaman
Bahan
organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen,
fosfor dan belerang. Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah
air yang dapat ditahan di dalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada
tanaman. Akhirnya bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad
mikro. Tanpa bahan organik semua kegiatan biokimia akan terhenti
(Doeswono, 1983).
Bahan tersebut dapat berupa pupuk organic, yang proses perubahannya dapat terjadi secara alami atau buatan.
Bahan
organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik
secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik
adalah bahan pemantap agregat tanah yang sangat baik. dan merupakan
sumber dari unsur hara tumbuhan. Disamping itu bahan organik adalah
sumber energi dari sebagian besar organisme tanah,
Bahan
organik dapat diperoleh dari residu tanaman sepert akar, batang, daun
yang gugur, yang dikembalikan ke tanah. 5% tetapi pengaruhnya terhadap
sifat-sifat tanah besar sekali. Fungsi bahan organik adalah:
· Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah.
· Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain.
· Menambah kemampuan tanah untuk menahan air.
· Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara (Kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi)
· Sumber energi bagi mikroorganisme.
Bahan
organik tidak mutlak dibutuhkan di dalam nutrisi tanaman, tetapi untuk
nutrisi tanaman yang efisien, peranannya tidak bole ditawar lagi.
Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan
pengruhnya terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan biologis dari tanah.
Mereka memiliki peranan kimia di dalam menyediakan N, P dan S untuk
tanaman peranan biologis di dalam mempengaruhi aktifitas organisme
mikroflora dan mikrofauna, serta peranan fisik di dalam memperbaiki
struktur tanah dan lainnya.
Bahan
organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan
organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi
struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang
diinginkan. Hewan-hewan tanah tergantung pada bahan organik untuk
makanan dan mendukung kondisi fisik yang diinginkan dengan mencampur
tanah membentuk alur-alur. Sejak perang dunia ke dua, terdapat suatu
peningkatan yang besar hasil tanaman pada beberapa negara. Hasil tanaman
yang lebih besar terutama dimana hanya biji-bijian saja yang dipanen,
sisa - sisa tanamna lebih banyak dikembalikan ke lahan dan disini lebih
banyak penutupan oleh tanaman selama musim pertumbuhan.
Immobilisasi
adalah konversi yang sebaliknya. Sebagai contoh adalah pengambilan
amonium atau nitrat oleh tanaman atau mikroorganisme dan
ditranformasikan ke dalam protein. Selanjutnya, demikian proses bolak -
balik tersebut berlangsung.
Apabila
sisa-sisa tanaman segar ditambahkan ke dalam tanah, nitrogen di dalam
tanaman itu dapat terdekomposisi dan termineralisasi oleh mikrrorganisme
dan segera tersedia bagi tanaman, atau nitrogen itu mungkin tidak
termineralisasi dan tidak tersedia bagi tanaman. Ada
dua kemungkinan yang bisa terjadi. Seandainya semua faktor yang
memepengaruhi dekomposisi optimum (seperti oksien, suhu dan
kelembapan),faktor pembatas di dalam proses itu tinggal nisbah karbon
organik terhadap nitrogen total di dalam tanaman tersebut.
Pembenaman
bahan organik segar dengan nisbah C/N tinggi, seperti batang jagung
(40) dan jerami (80), yang kemudian segera diikuti dengan penanaman
memerlukan nitrogen tambahan. Alternatif lain, waktu tanam ditunda dulu
agar dekomposisi berkesempatan berlangsung lebih lanjut dahulu beberapa
hari. Bahan organik segar dengan nisbah C/N kecil, seperti alfalfa dan
kotoran manusia, bisa lebih baik dan tanahnya dapat langsung ditanami.
|
Langganan:
Postingan (Atom)
mini traktor bantuan pemda sulut